Opiniku | 15 Mei 2024 – Menyoal dengan siapa lawan bicara kita, menjadi penting untuk diperhatikan pilihan kalimat yang tepat untuk diskusi. Ketika orang yang kita ajak bicara adalah sosok yang biasa menghargai orang lain, tentu tidak serumit dengan orang yang biasa di level atas dan suka merendahkan orang lain. Untuk menghadapi karakter orang seperti ini, usahakan kita satu level dengannya.

Bagaimana cara membuat kita selevel dengannya?

Mulailah dengan tidak menganggap dirinya adalah sosok orang yang kita butuhkan. Ketika kita tidak butuh kepadanya, maka kita akan selevel dengannya. Tetap dalam kerangka menghargai tetapi tidak keluar dari kesan kita butuh kepadanya. InsyaAllah kita akan satu level dengan orang itu.

Terkadang orang-orang yang selalu dihormati, disegani, dilevel-ataskan, mereka bosan dengan perlakukan itu. Ada kalanya mereka lebih suka berbicara dengan orang yang menganggapnya biasa saja.

Tapi faktanya, mereka lebih suka diposisikan sebagai orang yang harusnya dihormati dan diikuti bicaranya.

Buat saya, siapapun anda, kecuali guru saya atau orang tua saya, atau orang-orang yang dekat dengan saya, adalah orang yang mendapat perhatian biasa saja, sewajarnya saja dan hanya formalitas saja. Toh mereka juga tidak menganggap bicara kita itu ada value-nya. Maka santai sajalah bicaranya.

Bicara pagi ini terkait sebuah yayasan dan perkembangannya. Awal bicara menyoal kritik soal A dan B. Kemudian pembicaraan mulai menjurus kepada permasalahannya. Apa sih jawabannya?

Sedikit saja, saya kasih komentar sekedar menekan ego dan keangkuhannya dalam berpendapat. Wkwk… Lucu juga hasilnya. Dia tidak terima dengan pendapat saya itu.

Jadi intinya, jika lawan bicara kita punya perangai tidak bisa menghargai orang lain, maka jangan meminta kepadanya untuk menghargai dan menghormati kita. Sampai kapanpun mereka tidak akan pernah. Karenanya jangan pernah menghargai dan menghormatinya secara berlebih. Biasa saja.

Munculkan karakter kita dihadapannya sebagai orang yang tidak butuh kepadanya. Itulah cara kita mempunyai posisi dihormati.

Penulis : A. Zahari Aksam – ATTAQWA HMD