Pengajian Al-Qur’an

Salah satu kegiatan utama dan paling rutin di Majelis Ta’lim ATTAQWA HMD adalah Pengajian Al-Qur’an, yang dilaksanakan setiap hari ba’da Sholat Maghrib berjamaah. Kegiatan ini menjadi fondasi dari seluruh aktivitas majelis, bahkan telah berlangsung sejak tahun 1970, jauh sebelum lembaga ini resmi didirikan.

Pengajian ini pertama kali dipimpin oleh Almarhum Ustadz H. Muhammad Djamil bin H. Abdul Rohim, pendiri MT ATTAQWA HMD, yang juga dikenal sebagai guru Al-Qur’an penuh dedikasi. Setelah beliau wafat, amanah tersebut diteruskan oleh istrinya, Ustadzah Hj. Asiah Djamil binti H. Hasan Basri, dan hingga kini diteruskan oleh para putra-putri beliau.

Santri yang mengikuti kegiatan ini mayoritas adalah anak-anak usia SD hingga SMP yang berdomisili di wilayah RW 08, Bantargebang, Kota Bekasi. Mereka datang setiap malam untuk menimba ilmu Al-Qur’an dalam suasana yang penuh semangat dan kekeluargaan.

Metode pengajaran yang digunakan adalah metode Talaqqy, yaitu santri membaca Al-Qur’an secara langsung di hadapan guru, kemudian disimak dan dikoreksi secara detail. Penekanan utama dalam proses ini adalah pada perbaikan bacaan (tahsin), meliputi:

  • Panjang-pendek harakat
  • Penerapan hukum tajwid
  • Makharijul huruf yang benar

Dengan pendekatan ini, para santri tidak hanya mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, tetapi juga tumbuh dengan pemahaman mendalam terhadap adab dan keutamaan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Pengajian Al-Qur’an
Pengajian Al-Qur’an
Pengajian Al-Qur’an
Pengajian Al-Qur’an

Metode Pengajian Al-Qur’an

Pengajian Al-Qur’an di MT ATTAQWA HMD dilaksanakan secara rutin setiap: Malam Ahad, malam Senin, malam Selasa, malam Rabu, dan malam Sabtu,
dengan waktu pelaksanaan setelah sholat Maghrib hingga menjelang adzan Isya.

Meski durasi waktunya tergolong singkat, konsistensi dan kedisiplinan yang diterapkan menjadikan kegiatan ini sangat efektif. Talaqqy, sebagai metode utama, memungkinkan para santri membaca langsung di hadapan guru, lalu diperbaiki bacaannya secara menyeluruh—baik dari segi panjang-pendek harakat, penerapan tajwid, maupun makhraj huruf.

Selain Talaqqy, diterapkan juga metode pengajian bersama, yaitu:

  • Seluruh santri membuka Al-Qur’an pada halaman yang sama.
  • Guru membaca terlebih dahulu, disertai dengan ketukan atau penanda panjang-pendek sebagai panduan irama dan tajwid.
  • Para santri kemudian mengikuti bacaan tersebut secara serempak.
  • Setelah itu, satu per satu santri diminta membaca ulang ayat-ayat yang telah dipelajari.
  • Guru lalu mengajukan pertanyaan tajwid berdasarkan bacaan tersebut, agar pemahaman teori dan praktik dapat berjalan seimbang.

Metode ini terbukti membiasakan santri membaca Al-Qur’an dengan tartil, serta menanamkan pemahaman tajwid secara aplikatif dan menyenangkan. Meskipun waktu belajar terbatas, karena dilakukan intensif dan rutin setiap malam, hasilnya tetap maksimal dan progres bacaan santri berkembang secara konsisten.